Kamis, 07 November 2019

Sikap Tercela dalam Islam, Bahaya, dan Cara Menghindarinya

Islam diturunkan untuk menyempurnakan akhlak. Akhlak baik adalah akhlak yang sesuai ajaran Islam. Nabi Muhammad saw. mencontohkan perilaku baik dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun dimusuhi dan disiksa musuhnya. Sebagai umat Islam kita harus meneladaninya. Menerapkan perilaku baik dalam kehidupan sehari-hari. Tidak seperti yang dilakukan oleh Abu Jahal, Abu Lahab, dan Musailamah Al-Kazzab. Mereka adalah orang-orang yang mengingkari Islam.

Islam diturunkan untuk menyempurnakan akhlak Sikap Tercela dalam Islam, Bahaya, dan Cara Menghindarinya

A.Perilaku Hasad Abu Lahab dan Abu Jahal
Abu Lahab dan Abu Jahal memiliki akhlak yang tercela. Mereka kejam, munafik, angkuh, hasad, dan lain sebagainya. Abu Lahab, Abu Jahal dan pengikutnya dengki terhadap dakwah Rasulullah saw. Mereka selalu khawatir kehormatannya sebagai pemuka Quraisy hilang. Seiring dengan adanya ajaran Nabi Muhammad saw.

1. Pengertian Hasad

Dengki dalam Islam dikenal dengan istilah hasad. Hasad artinya menaruh perasaan benci. Tidak senang dengan keberuntungan atau kebahagiaan orang lain. Wujud perilaku dengki, antara lain bersikap tidak menyenangkan, memusuhi, menjelek-jelekkan, mencemarkan nama baik, dan lain sebagainya. Perilaku dengki Abu Lahab dan Abu Jahal harus dijauhi. Islam melarang umatnya bersifat dengki. Rasulullah saw. bersabda dalam hadis berikut.

“Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda, "Hindarilah olehmu daripada hasad (dengki), karena hasad (dengki) itu membinasakan segala amal kebaikan, sebagaimana api membakar kayu."(H.R. Abu Daud).

2. Akibat Hasad
Sikap hasad dilarang oleh Rasulullah saw. Perilaku hasad dapat menimbulkan dampak buruk sebagai berikut.
a. Menimbulkan permusuhan.
b. Menimbulkan perasaan dendam.
c. Menghilangkan persahabatan.
d. Menghilangkan kebiasaan baik yang telah dilakukan.
e. Dibenci oleh Allah swt.
f. Menimbulkan perbuatan maksiat.
g. Hidupnya tidak tenteram.
h. Tertutup hati dan pikirannya karena sulit menerima nasihat.

3. Cara Menghindari Sifat Hasad

Perilaku hasad dapat dihindari dengan cara-cara sebagai berikut.
a. Meningkatkan iman dan takwa kepada Allah swt.
b. Selalu bersyukur atas nikmat yang telah diterimanya.
c. Selalu menerima pemberian Allah swt. (qanaah).
d. Ikut berbahagia apabila orang lain mendapat kebahagiaan.

B. Perilaku bohong Musailamah Al-Kazzab

1. Pengertian Bohong atau Dusta
Bohong atau dusta adalah mengatakan sesuatu tidak sesuai dengan kenyataan. Dusta berlainan dengan keadaan yang sebenarnya. Perilaku bohong termasuk perilaku tercela yang harus dihindari. Ia dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Pada masa Khalifah Abu Bakar A.s Siddiq ada seorang pembohong

Musailamah Al-Kazzab adalah seorang pembohong. Dia berdusta dengan mengaku sebagai nabi. Musailamah ingin mendapatkan pengaruh dari kaumnya. Ia ingin mendapatkan pendukung yang banyak. Perilaku dusta termasuk perbuatan maksiat.
Sebagaimana sabda Nabi saw. berikut.
“Dari Abdullah ra. dari Nabi saw. berkata "Dan sesungguhnya dusta itu akan membawa kepada maksiat, dan kemaksiatan itu akan membawa ke neraka.”(H.R. Al-Bukhari).

Hadis lain menyebutkan sebagai berikut.
Dari Ibnu Umar dari Nabi saw. bersabda: “Apabila seorang manusia berdusta, maka malaikat menjauh satu mil, karena terasa keburukan yang dibawanya.” (H.R. At-Tirmizi).

Perilaku dusta atau bohong juga termasuk salah satu ciri orang munafik. Sebagaimana ditegaskan dalam hadis Nabi saw. berikut ini.

“Dari Abu Hurairah, dari Nabi saw. bersabda: "Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga, yaitu jika berbicara selalu berdusta, jika berjanji selalu mengingkari, dan jika dipercaya berkhianat.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

2. Akibat Perilaku Bohong atau Dusta
Perilaku bohong atau dusta akan berakibat buruk. Baik bagi dirinya atau orang lain. Di antara akibat-akibat yang ditimbulkan adalah:

a. Hilangnya kepercayaan dari orang lain.
b. Timbulnya perselisihan.
c. Tidak disenangi orang lain.
d. Hidupnya tidak tenteram.
e. Menimbulkan sifat hasad atau dengki.
f. Dibenci Allah swt.

Musailamah Pemimpin Dusta
Pada kurun ke-9 Hijriah Islam berkembang pesat di Hijaz di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad saw.. Orang-orang Arab dari bermacam-macam suku dan kabilah turut menerima Islam. Pada dataran tinggi Najd, Bani Hanilab melantik Musailamah ibn Habib sebagai ketua delegasi bertemu Nabi saw. untuk menerima Islam sebagai agama. Selepas berikrar menerima Islam, Musailamah mengingkari perjanjiannya. Dia mengatakan dirinya sebagai nabi kepada kaumnya. 

Menurut Musailamah, Tuhan memilih dirinya sebagai nabi kaumnya sebagaimana Tuhan memilih Nabi Muhammad saw. untuk kaum Quraisy. Musailamah memulakan propagandanya dengan memengaruhi kabilah-kabilah atas dasar perkauman dan asabiyah. Musailamah menjadi pemimpin besar dan berkuasa atas rakyat Najd. Semakin hari semakin banyak yang mengikuti ajarannya.

Musailamah mendakwa dirinya menerima wahyu Tuhan dan menipu pengikutnya dengan ayat-ayat karangannya sendiri. Dia juga mengatakan memiliki mukjizat. Pernah suatu hari dia mencoba mengobati seorang yang sakit mata. Atas kehendak Allah orang itu menjadi buta.

Puncak kegilaannya, dia menulis surat kepada Rasulullah saw. menuntut agar kepemimpinan bumi Arab dibagi dua. Rasulullah saw. menjawab surat Musailamah dengan mengatakan ia seorang penipu, pembohong dan pendusta. Kepimpinannya adalah tidak sah dan haram. Dia digelarkan dengan panggilan Musailamah Al-Kazzabatau Musailamah Pendusta.

Habib ibn Zaid ra. anak Zaid dan Nusaibah (Ummu Ammarah) dipilih oleh Rasulullah saw. untuk menemui Musailamah. Rasulullah memintanya berhenti menjalankan dakwah penipuan menentang dan merusak Islam dengan bertobat dan kembali kepada Islam. Habib ibn Zaid ra. ditangkap dan dirantai oleh pengawal-pengawal Musailamah. Mereka menemui Habib yang telah dipasung dengan rantai. Musailamah bertanya kepada Habib siapakah nabi, dia atau Muhammad. Habib mengatakan Muhammad Rasulullah dan Musailamah Al-Kazzab. Musailamah menjadi berang dan meminta pengawalnya memotong kaki Habib. Kakinya putus, darah syuhada merah membasahi bumi Najd.

Habib ditanya lagi dan tetap menjawab dengan jawaban yang sama. Sekali lagi dipangkas kaki yang lain, Habib jatuh dengan tetap mengatakan Allah dan Muhammad bukannya Musailamah. Habib syahid dalam misi mempertahankan kenabian Muhammad dan Islam di tangan seorang nabi palsu dan pendusta.

Berita kematian Habib akibat siksaan Musailamah diterima dengan tenang oleh Nabi saw. dan para sahabat. Nusaibah, ibu Habib menyatakan bahwa itulah yang diharapkan dari Allah, syahid karena Islam. Dia bertekad bersama adik Habib yang bernama Abdullah untuk menyertai usaha memerangi Musailamah.

Selepas wafatnya Rasulullah saw., Khalifah Abu Bakar telah mengerahkan pasukan yang dipimpin oleh Khalid bin Walid memerangi Musailamah. Abdullah dan ibunya ikut dalam Perang Yamamah menghapuskan Musailamah. Kekuatan Musailamah berjumlah hampir 40.000 orang. Musailamah dan sebahagian besar pengikut terbunuh.

Mereka yang ditawan kembali bertobat. Wallahua’lam. “Akan datang di kemudian hari kelak setelah aku tiada, beberapa pemimpin yang berdusta dan berbuat aniaya. Maka barangsiapa yang membenarkan kedustaan mereka dan membantu tindakan mereka yang aniaya itu, maka ia bukan termasuk umatku dan bukanlah aku daripadanya, dan tidak akan sampai ke perigiku (Alkausar) (Tirmizi, Nasa’i, dan Hakim)

Demikian artikel Sikap Tercela dalam Islam, Bahaya, dan Cara Menghindarinya semoga bisa bermanfaat.
sumber: fp friends learning together