Senin, 27 April 2020

Bernegosiasi untuk Memecahkan Konflik

Mantan KA UPTD
Menurut kamus besar bahasa Indonesia konflik adalah percekcokkan, perselisihan, pertentangan. Kata konflik berasal dari kata kerja bahasa latin yaitu configure yang berarti saling memukul. Konflik diartikan sebagai proses sosial antara dua orang atau lebih atau bisa juga kelompok dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan membuatnya tidak berdaya. Konflik senantiasa ada dalam kehidupan masyarakat sehingga konflik tidak dapat dihilangkan tetapi hanya dapat diminimalkan. Kita tentu menyaksikan berbagai konflik kepentingan di sekitar kita. Konflik tersebut bisa saja berupa konflik yang kecil maupun dalam skala besar.

Salah satu cara meminimalkan konflik adalah dengan cara melakukan negosiasi antara orang atau kelompok yang terlibat dalam konflik tersebut. Salah satu konflik yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari contohnya adalah konflik yang terjadi di dalam sebuah pasar. Pasar sebagai tempat berjual beli memungkinkan banyak terjadinya konflik. Konflik yang terjadi di pasar antara lain antara pedagang dengan pedangang atu antara pedagang dan pengelola pasar.

Pada tulisan ini akan disajikan teks negosiasi yang berisi pemecahan konflik yang terjadi antara pedagang di pasar kota dan pengelola pasar tersebut. Pedagang diwakili oleh ketua paguyuban pedagang, sedangkan pengelola pasar diwakili oleh pimpinan pasar sendiri. Teks terebut berupa tek negosiasi yang berbentuk dialog Struktur teks tersebut berupa pembukaan^isi^penutup seperti contoh di bawah ini.

1.Wakil pedagang:"Selamat siang ”.Pembukaan
2.Pengelola pasar:”Selamat siang. Ada yang bisa saya bantu?”
3.Wakil pedagang:”Terima kasih, Pak. Saya Sukiwan, pedagang di Pasar Wage.”
4.Pengelola pasar:"Ada keperluan apa ya, Pak?"
5.Wakil pedagang:”Saya sebaga perwakilan dari para pedagang Pasar Wage ingin membahas masalah penggusuran."Isi
6.Pengelola pasar:”Memangnya kenapa, Pak. Ada yang salah?"
7.Wakil pedagang:"Kami sebagai pedagang tidak setuju apabila Pasar Wage akan digusur, Pak.”
8.Pengelola pasar:”Mohon maaf, Pak. Ini sudah keputusan Pemerintah. Kami hanya melaksanakan peraturan yang telah dibuat.”
9.Wakil pedagang:”Tidak bisa begitu dong, Pak. Kalau Pasar Wage digusur, kami harus mencari nafkah di mana, Pak. Pikirkanlah kami rakyat kecil Pak."
10.Pengelola pasar:”Sekali lagi saya mohon maaf, Pak. Saya tidak bisa menghentikan rencana penggusuran pasar tersebut.”
11.Wakil pedagang:”Jika penggusuran tetap dilaksankan kami akan menggelar unjuk rasa menentang kebijakan pemerintah, Pak.”
12.Pengelola pasar:”Tidak bisa demikian. Begini saja, saya akan coba mengusulkan untuk merelokasi pasar raya ke tempat lain.”
13.Wakil pedagang:"Kalau boleh tahu, kami akan direlokasi ke daerah mana, Pak?”
14.Pengelola pasar:”Saya akan mencoba mengusulkan relokasi ke daerah Karanglewas Pak Bupati.”
15.Wakil pedagang:"Kalau direlokasi ke Karanglewas kami menolak, Pak. Daerah Karanglewas letaknya kurang strategis karena jauh dari kota dan di sana sepi pengunjung.”
16.Pengelola pasar:”Lalu, ke daerah mana Anda ingin direlokasi?”
17.Wakil pedagang:"Kami sangat mengharapkan relokasi ke daerah Berkoh, Pak. Menurut kami daerah tersebut sangat menunjang sebagai lokasi kami berdagang"
18.Pengelola pasar:”Saya rasa itu tidak mungkin. Daerah tersebut sudah terlalu padat dan di daerah tersebut juga terdapat rumah sakit.”
19.Wakil pedagang:”Menurut bapak daerah mana lagi yang memungkinkan sebagai daerah relokasi kami, Pak?”
20.Pengelola pasar:”Bagaimana kalau di dekat GOR SATRIA? Menurut saya lokasi tersebut sangat strategis untuk berjulan. Selain tempatnya belum terlalu padat penduduk juga banyak kegiatan masyarakat yang dilakukan di daerah tersebut.”
21.Wakil pedagang:”Baik, Pak. Saya Setuju dengan rencana bapak.”
22.Pengelola pasar:”Baiklah kalau begitu. Saya akan segera usulkan rencana relokasi secepatnya kepada Pak Bupati. Tapi saya minta Bapak dan teman-teman tidak melakukan aksi demo.”
23.Wakil pedagang:”Baik, Pak. Boleh saya keluar?"Penutup
24.Pengelola pasar:"Ya, silakan."
25.Wakil pedagang:”Terima kasih, Pak. Selamat siang”(bersalaman)
26.Pengelola pasar:”Selamat siang” (keluar dari ruangan bersamaan)

Negosiasi Pendirian Koperasi Sekolah
Bayangkan bahwa kalian adalah pengurus OSIS di sekolah. Kalian telah mengajukan program untuk mendirikan koperasi sekolah kepada kepala sekolah yang dikelola oleh siswa sendiri. Agar pihak sekolah dan pengurus OSIS mempunyai pandangan yang sama, kedua belah pihak perlu bertemu dan melakukan negosiasi. Buatlah teks negosiasi yang menggambarkan keadaan tersebut!

1.Asdan:”Assalamualaikum”(sembari mengetuk pintu ruang Kepala Sekolah)Pembukaan
2.Kepala sekolah:”Walaikumsalam, silakan masuk!”
3.Asdan:”Terima kasih, Pak.”(sembari memasukki ruangan).
4.Kepala sekolah:”Silakan duduk! Ada yang dapat saya bantu?”
5.Asdan:”Saya Asdan Ketua Osis, saya mewakili teman-teman ingin membicarakan suatu hal, Pak.”Isi
6.Kepala sekolah:”Hal apakah apa yang ingin dibicarakan, Dan?”
7.Asdan:”Begini, Pak. Kami para pengurus OSIS telah berunding ingin mendirikan koperasi sekolah yang nantinya akan dikelola oleh secara mandiri, Pak.”
8.Kepala sekolah:”Oh, begitu ya.”
9.Asdan:”Iya, Pak. Saya sebagai perwakilan pengurus OSIS yang ditunjuk untuk menemui Bapak untuk meminta persetujuan pendirian koperasi sekolah tersebut”
10.Kepala sekolah:”Saya ingin tahu, atas dasar apa kalian ingin mendirikan koperasi sekolah?"
11.Asdan:”Menurut kami, dengan mendirikan koperasi sekolah, para siswa dapat melatih keterampilan dalam ekonomi. Selain itu, koperasi sekolah juga memudahkan siswa dalam membeli perlengkapan sekolah tanpa harus keluar sekolah, Pak.”
12.Kepala sekolah:”Oh, iya bagus itu. Tetapi masalahnya semua ruangan sekolah ini sudah digunakan. Lalu di mana nantinya koperasi itu didirikan?”
13.Asdan:“Kami berencana akan mendirikan koperasi sekolah di sebelah ruang olah raga yang sudah tidak terpakai itu, Pak.”
14.Kepala sekolah:”Itu ide yang bagus. Namun, darimana kalian memperoleh modal awal untuk mendirikan koperasi sekolah?”
15.Asdan:”Untuk modal awal, kami memperkirakan, sekitar Rp 3 juta. Bagaimana pendapat Bapak?”
16.Kepala sekolah:”Saya rasa untuk permulaan, modal itu terlalu besar. Bagaimana kalau setengahnya dulu sekita Rp.1.500.000?
17.Asdan:”Tapi dana sebesar itu sudah sangat minim, Pak.”
18.Kepala sekolah:”Ya sudah, begini saja karena dana untuk pembangunan dari pemerintah masih tersisa Rp2 juta silahkan digunakan untuk modal awal koperasi ini.”
19.Asdan:”Apakah sudah tidak ada dana lagi, Pak?”
20.Kepala sekolah:"Ada sih, tapi dana tersebut sudah dalokasikan untuk bidang yang lain. Saya menyarakna bagaimana kalau sisanya kalian mencarinya dengan menggali dana dari teman-teman kalian?”
21.Asdan:”Baiklah, Pak. nanti saya akan berembug kembali untuk memenuhi dana kekurangannya.”
22.Kepala sekolah:”Ya, kalau begitu segeralah membuat proposalnya dan bawa ke saya jika sudah siap.”
23.Asdan:”Siap, Pak. Saya mengucapkan terima kasih sebelumnya atas pengertian Bapak”Penutup
24.Kepala sekolah:”Yah, sama-ssama. saya juga merasa senang kalian memiliki ide kreatif tersebut.”
25.Asdan:”Terima kasih, Pak. Selamat siang”(bersalaman)
26.Kepala sekolah:”Selamat siang” (keluar ruangan)